Kemudian daun berguguran di atas tanda kematian;
Puan tidak lagi mengenali dirinya dengan baik,
Terlalu pongah ia melangkah, terlalu kikir ia berpikir.
Saat bercermin, pandangnya kabur
Lututnya tak sanggup lagi menopang dosa
"Kau menjijikan puan! Memalukan! Enyah saja dari hadapanku!"
Rutuknya pada sosok di depan cermin,
Sama sekali tak memahami atas dasar apa air matanya mengalir deras
Si Puan yang dimaksud menatap nanar Tuannya;
Dia bukan lah pelaku yang menginginkan hidup ini
Puan tidak mempercayai siapapun bahkan dirinya sendiri
Si Puan yang dimaksud ingin menyudahi kegilaan ini; dosa, nista, derita, nestapa.
Tidak pula ia menginginkan berakhir ke neraka
Hatinya bergejolak, ia berseru : "BESOK AKU AKAN TIADA! SI PUAN BODOH MATI ESOK HARI! LIHAT SAJA, DIA AKAN LENYAP!"
0 komentar