Sajak/Puisi/Cerpen/BarokahPost

Sajak - Menggemakan Lara

by - September 08, 2019


Sesore itu aku mendengar laramu
Kau lantunkan dalam bait-bait Dialog Senja,
Kemudian sadar menamparku;
Sejatinya aku telah merobek kanvas hatimu
Seharusnya kau jauh, seharusnya kau jauh dari diriku

Akan ada rindu-rindu menyeruduk
Sesaat setelah kepergian-kepergian yang tertunduk
Alasan menyudahi tak hanya soal berhenti mencintai
Alasan menyakiti tak melulu berlandas benci
Alasan beranjak pergi bukan karena lelah menanti

Tapi tapak yang menjauhi janji tak pantas diintervensi
Sebab sudah pasti ego lebih unggul menduduki hati,
Tak apa tak usah bersakit hati
Izinkan seluruh alasan dirahasiakan bumi
Biarkan dikandungnya seluruh kata yang akan terlahir luka

Tuan, adakah kau di sana mencumbu arang yang tertusuk parang?
Layaknya aku di sini yang menenggak gersang yang meradang
Mata, pipi, tangan dan tanah tak pernah kering
Semenjak kata pergi terngiang begitu nyaring
Tuhan, aku pening, hening dan risauku genting

Malam jadi berisik;
Sebab segalamu masih pandai mengusik
Sebab namamu terkekang situasi pelik
Sebab lara kita tak lagi mungkin membaik

You May Also Like

0 komentar