Mereka berkata, "kemana suaramu?"

Suaraku serak, tersengal dan terpenggal

Suaraku hidup sembunyi-sembunyi,

Menahan diri menerkam jiwa mati,

Suaraku sangat berbahaya kawan,

Sekalinya terdengar maka satu dua jiwa binasa begitu saja

Aku tidak bercanda

Aku baru saja membunuh satu jiwa,

Dengan suara lantangku yang tajamnya setara dua mata pedang,

Menebas satu atau dua bilik hatinya yang tak terjamah peka,

Sebab suaraku itu tak pernah terlintas di benaknya,

Sebab suaraku itu menggetarkan istananya,

Sebab suaraku itu mengoyak jeroan tubuhnya,

Sehebat itu Tuan, sedahsyat itu

Maka kau akan selalu berprasangka manis melihat diamku,

Kau akan selalu tenang melihat bungkamku,

Kau akan selalu membara melihat anggukanku,

Sekalinya aku angkat tinggi-tinggi suara

Kau jatuh tersungkur tak tersisa,

Tulang belulangmu dibanting lebih keras oleh suaraku,

Air matamu akan jatuh tepat di pipiku

"AKU BENCI PARA ANJING ITU!"

"AKU BENCI PARA BAJINGAN ITU!"

"AKU TERLAHIR SEBAGAI SAMPAH, BUKAN MANUSIA!"

"BANGSAT KENAPA TAK KAU GUGURKAN SAJA AKU DARI DULU!"

"AKU LELAH BERPIKIR UNTUK MENGAKHIRI HIDUP TERUS MENERUS!"

"AKU LELAH BERPURA-PURA BAIK-BAIK SAJA!"

"ENAK SAJA MEREKA PERGI SEDANG AKU TERTEKAN DI SINI, ANJING KALIAN!"

"AKU MAU DI DENGAR!! AKU LELAH HANYA JADI PENDENGAR, MENGERTIKAH KAU?!"

"KAU KORBANKAN TENAGAMU, AKU MENGORBANKAN KEWARASANKU, TIDAK PERNAH SADARKAH KAU?!"

"AKU TAK PERNAH MEMILIKI HAK SEBAGAI MANUSIA, BISAKAH AKU MEMILIH APA YANG MEMBUATKU BAHAGIA? DAN JANGAN SEKALI-KALI KAU MEMBENCINYA!"

"AKU BUTUH ORANG-ORANG ITU! MEREKA YANG TERPILIH ADA DI HIDUPKU, KENAPA KAU ENTENG SEKALI MENGUSIRNYA SATU PERSATU?!"

"PERCAYAI AKU SEDIKIT SAJA!"

"BERIKAN AKU RASA TENANG SEBENTAR SAJA!"

"KAU EGOIS! SEMUA INGINMU KUTURUTI, TAPI KETIKA AKU HANYA INGIN SATU KAU MENENTANGNYA!"

"AKU MENCINTAI DIA! TIDAK BISA KAH KAU BELAJAR MENGENALI SISI BAIKNYA DULU, HAH?!"

"AKU INGIN BERSAMA ORANG YANG AKU PERCAYAI DAN MEMPERCAYAIKU JUGA, APAKAH AKU TIDAK BERHAK MENDAPATKANNYA?!"

"PRASANGKA BURUKMU TERLALU KENTARA! KAU TAK PERNAH TAU BAGAIMANA HEBATNYA DIA MEMPERLAKUKAN AKU! TIDAK SEPERTI BAJINGAN KASAR ITU!"

"AKU DIHANTUI KETAKUTAN SETIAP SAAT, AKU DIUNTIT OLEH KEBENCIAN SETIAP SAAT, DAN KAU PENYEBABNYA!"

Dan kau diam.

Dan kau tertikam.

Dan kau tak melawan.

Dan kau akhirnya mengakui kesalahan.

Final,

Kini kau tahu bahwa aku terlalu banyak memendam,

Kini kau tahu bahwa aku tak pernah membiarkanmu padam,

Walau aku yang selalu terbakar dalam kelam,

Kini kau tak banyak mengekang,

Kau izinkan aku memilih bahagiaku sendiri,

Kini kau tahu, bahwa jiwaku pun bisa terguncang.